Question : Saya ingin bertanya mengenai kalibrasi autoclave, saya pernah mendengar bahwa untuk saat  ini, kalibrasi autoclave sudah tidak diperkenankan menggunakan Thermocouple, apakah info tersebut benar atau tidak ya?

 

Answer : Tidak sepenuhnya benar. Jika otoklaf mempunyai lubang untuk pemasangan termokopel 3 utas, mungkin saja dikalibrasi menggunakan termokopel. Asalkan lubang tersebut bisa dikedapkan pada saat pengukuran suhu, karena tekanan memegang kunci keberhasilan pengukuran suhu di 121•C.

Namun menjadi masalah bila pemasangan termokopel melalui tutup atau pintu otoklaf, karena tekanan sulit dipertahankan di 14 psi akibat tidak kedap sempurna.

Jadi masalahnya terletak pada kekedapan. Itulah sebabnya, lebih bagus menggunakan thermo-pressure logger.

 

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)

Question (1):
Bagaimana menentukan nilai akurasi pressure gauge, jika tidak ada informasi dari pressure gauge tersebut?

Answer (1):
Kembali ke BS EN837-1998. Kelas alat bisa ditentukan melalui Tabel 14. Tapi kurangnya info seperti pertanyaan, silahkan lihat halaman 18 Annex A.

Secara sederhana bisa dibagi dalam banyak skala sebagai berikut:
Jika banyaknya garis skala sampai 50 buah tentukan 4 titik ukur (kelas 4).
antara 50 – 80 buah garis skala min 5 titik ukur (kelas 1 – 2.5).
diatas 80 buah garis skala min 10 titik ukur (dibawah kelas 1)

Question (2):
Lalu bagaimana cara menententukan jumlah titik ukur untuk kelas akurasi pressure gauge tersebut ?

Answer (2):
Terkait pertanyaan mengenai jumlah titik ukur dalam kalibrasi pressure gauge, sebetulnya tidak ada keharusan mengacu BS EN837-1:1998 (hanya tipe bourdon). Boleh saja mengacu DKD-R 6-1, yang jumlah titik ukurnya dikaitkan dengan % ketidakpastian alat (bisa dicari pada manual, katalog, atau info google). Lihat tabel 1 dalam acuan tersebut. Dokumennya boleh didownload gratis.

Mungkin itu sementara sharing dari saya. Terima kasih.

Sumber          : Forum Diskusi Kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)
Narasumber : Bpk. Endang Sumirat

Untuk mengisi aquades pada pipet volume dan pipet ukur membutuhkan karet penghisap. Kemudian aquades diisi sampai melebihi garis skala. Lalu diatur hingga mendapatkan posisi meniskus pada garis skala.

Misalkan pada pipet volume, setelah mendapatkan setting meniskus yg pas lalu air dikeluarkan. Volume air yang dikeluarkan ini menunjukkan kesesuaian dengan nominal volume pipet volume ini.

Saya mendapatkan salah satu contoh pada video ini https://youtu.be/zIHXxCIL6ps bahwa proses mengeluarkan air dengan cara melepas karet penghisap. Sehingga air keluar dari pipet tanpa hambatan.

Pertanyaan:

  1. Apakah jika saya mengeluarkan air dengan menekan bagian E pada karet penghisap juga merupakan metode yang dapat diterima seperti pada cara melepas karet penghisap? Dimana jika kita menekan bagian E ini akan berpengaruh terhadap kecepatan keluarnya air dari pipet. Dan ternyata, volume air yang keluar dari pipet akan berbeda-beda ketika dengan cara melepas karet penghisap, menekan hingga terbuka maksimal, dan menekan dgn terbuka sebagian.
  2. Bagaimana dengan pipet ukur ketika ingin menerapkan cara membuka karet penghisap ini? Tampaknya sangat sulit diterapkan..  Saya coba jawab ya. 

    Pertanyaan:

    1. Apakah jika saya mengeluarkan air dengan menekan bagian E pada karet penghisap juga merupakan metode yang dapat diterima seperti pada cara melepas karet penghisap? Dimana jika kita menekan bagian E ini akan berpengaruh thdp kecepatan keluarnya air dari pipet. Dan ternyata, volume air yang keluar dari pipet akan berbeda2 ketika dgn cara melepas karet penghisap, menekan hingga terbuka maksimal, dan menekan dgn terbuka sebagian.

    ** Penghisap air yang ditampilkan pada video, memang harus dilepas. Karena penghisap tersebut tidak dilengkapi bagian yang melepaskan air. 

    Yang biasa digunakan di laboratorium kimia anilisis adalah rubber bulb dengan 3 lubang. Satu untuk pipet, satu untuk melepas udara dan satu untuk melepas air.

    Intinya adalah, mengkalibrasi pipet harus sama dengan memperlakukan pipet pada saat analis laboratorium melakukan pemipetan.. Dan pada akhir pengaliran air suling tidak boleh ditiup. Selalu masih ada sedikit air yang tersisa di ujung tip.  

     

    1. Bagaimana dgn pipet ukur ketika ingin menerapkan cara membuka karet penghisqp ini? Tampaknya sangat sulit diterapkan..

    ** Ya betul sulit diterapkan pada pipet ukur dan cara tersebut pada video mengundang ketidak akuratan hasil. Untuk pipet ukur lebih baik digunakan rubber bulb

    Sumber : forumkalibrasi@yahoogroups.com

Question (1):
Apakah ada pengaruh yang signifikan terkait perbedaan suhu antara suhu standar (Anak Timbang) dengan suhu timbangan (UUT) ?
Contoh kasus : Standar terkondisi dalam suhu yang terkontrol sementara timbangan di lapangan kondisi ruang tidak terkontrol, apakah diperlukan waktu pengondisian untuk menyamakan/mendekati suhu agar keduanya sama.

Answer (1):
Semestinya begitu. Anak timbangan dan timbangan yang akan dikalibrasi dibiarkan telebih dahulu sekitar setengah jam sebelum memulai kalibrasi, terutama timbangan resolusi 1 mg ke atas. Jika langsung dikalibrasi, maka beda suhu antara timbangan dan anak timbangan akan menyebabkan pembacaan timbangan yang kurang stabil, karena terjadi perpindahan panas.

Question (2):
Apa perbedaan dan bagaimana aplikasi ketidakpastian koreksi dan ketidakpastian penimbangan ?

Answer (2):
Ketidakpastian penimbangan yang diberikan ditiap titik ukur adalah ketidakpastian koreksi. Aplikasinya pada saat menimbang (setelah selesai kalibrasi) maka koreksi ditambahkan pada hasil penimbangan. Sedangkan ketidakpastiannya dijadikan salah satu sumber ketidakpastian hasil penimbangan.

Question (3):
Apakah koreksi dari hasil kalibrasi harus diaplikasikan secara langsung pada setiap penimbangan atau bisa diabaikan dengan mempertimbangkan misalnya toleransi juga LOP dari hasil kalibrasi ?

Answer (3):
Betul.. diaplikasikan langsung. LOP tidak bisa mewakili koreksi hasil penimbangan. LOP dijadikan indikator bagi neraca bersangkutan untuk di “treatmen”, disetel atau diperbaiki.

Question (4):
Sedikit tambahan pertanyaan terkait dengan deret koreksi dari hasil kalibrasi, untuk lebih mendapatkan nilai benar dari objek yang kita timbang pendekatan mana yang paling sesuai apakah menggunakan Interpolasi atau Regresi ?

Answer (4):
Interpolasi. Regresi tidak lagi memuat koreksi yang aktual. Tetapi regresi lebih cepat aplikasinya. Walaupun hasil interpolasi tetap merupakan nilai estimasi, setidaknya dua nilai yang tersedia berdasarkan hasil kalibrasi. Artinya bisa dipertanggungjawabkan ketelusurannya.

Question (5):
Apakah diperbolehkan ditengah-tengah proses kalibrasi melakukan tare atau re-zero ?

Answer (5):
Jika mengacu CSIRO, selama kalibrasi tidak diperkenankan tare atau men”zero”kan. Itulah sebabnya dalam metode ada pernyataan perlunya ditambahkan “zero mass”, yakni anak timbangan dengan massa kecil (max 20 mg) untuk neraca resolusi 1 mg kebawah. Biasanya untuk neraca resolusi di atas 1 mg tidak diperlukan zero mass. Karena lebih stabil titik nolnya. Namun tetap lebih baik jika menggunakan zero mass.

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)
Narasumber : Bpk. Endang Sumirat