Question : Berapa banyak klasifikasi kelas anak timbang yang ada ?

Answer : Secara umum klasifikasi menurut OIML R111-1 ada 3, yaitu :
1. Kelas M (Medium). Terdiri dari kelas M1, M2, dan M3
2. Kelas F (Fine) kelas ini lebih tinggi dari kelas M. Terdiri dari kelas F1, dan F2
3. Kelas E (Extra-Fine) kelas ini lebih tinggi dari kelas F. Terdiri dari kelas E1 dan E2

Question : Bagaimana cara pemakaian pemilihan dari kelas anak timbang tersebut ?

Answer : Sesuai dengan persyaratan rekomendasi OMIL R 111-1 edition 2004 yang relevan
yaitu :
1. Kelas E1 anak timbang untuk memastikan ketertelusuran antara standar massa nasional dengan nilai yang diturunkan yaitu bobot kelas E2 yang lebih rendah.
2. Kelas E2 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas F1
3. Kelas F1 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas F2
4. Kelas F2 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi kelas M1 dan mungkin kelas M2
5. Kelas M1 anak timbangan yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas M2
6. Kelas M2 anak timbangan yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas M3 dan untuk digunakan secara umum
7. Kelas M3 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dengan instrumen penimbangan dengan akurasi sedang kelas III dan biasa

Question : Bagaimana cara menangani, membersihkan, dan menyimpan anak timbangan yang baik ?

Answer : Anak timbangan harus dibersihkan sebelum pengukuran, pembersihan dapat dicuci dengan alkohol bersih atau air suling. Setelah dibersihkan anak timbangan harus distabilkan sesuai waktu yang diberikan dalam tabel OMIL R 111-1 edition 2004

Question : Jika ingin mengkalibrasi timbangan apakah anak timbang harus dikondisikan
terlebih dahulu ?

Answer : Sebelum melakukan uji kalibrasi, anak timbangan harus disesuaikan dengan
kondisi ruangan laboratorium. Secara khusus, anak timbangan kelas E1, E2 dan F1 harus mendekati suhu di area penimbangan.

Question : Bagaimana cara menentukan standar kelas anak timbang untuk
mengkalibrasi timbang ?

Answer : Untuk menentukannya simak ilustrasi di bawah ini
Semisal timbangan kapasitas 100 gram
Resolusi timbangan 1mg
e = interval skala verifikasi
e rumus = 10 x resolusi yaitu 10
MPE = 1/3 x e
MPE = 3,3333 mg

Jadi kesimpulan dari tabel OMIL R 111-1 edition 2004 minimal kelas anak timbang yang baik digunakan untuk mengkalibrasi timbangan kapasitas 100 gram dengan resolusi 1mg adalah kelas F2. Dimana nilai MPE pada anak timbangan 100 gram adalah 1,6 mg pada tabel OMIL R 111-1 edition 2004. Nilai tersebut masih di bawah MPE 3,3333 mg. Tabel OMIL R 111-1 edition 2004

Terimakasih, semoga bermanfaat.

Sumber :
https://www.oiml.org/en/files/pdf_r/r111-1-e04.pdf

Question :
Apakah yg dimaksud dengan Rheology & apa bedanya dengan Viscosity ?

Answer :
Rheology merupakan ilmu tentang pemahaman/ mempelajari mengenai bagaimana sifat suatu material saat mengalami perubahan bentuk.
dan jika terjadi pada sediaan sample berbentuk liquids/fluids atau semi solids maka disebut ‘sifat aliran’ (flow behavior).
Sedangkan Viscosity merupakan salah satu parameter dari pengamatan Rheology yang mengukur nilai hambatan (resistance) dari material (cairan) saat berubah bentuk (mengalir).

Question :
Dalam viscosity saat material mengalir atau berubah bentuk faktor apa yang mempengaruhi dan harus diperhatikan ?

Answer :
Komposisi (Internal Structure) dari produk/sample tsb
Pengaruh dari luar (External Forces)
Pengaruh lingkungan (Environment Effect), spt pengaruh suhu

Question : Pada kalibrasi Volumetrik tipe IN misal Labu Takar, tiap penambahan cairan pada tiap titik ukur apakah pada neraca di NOL kan?

Answer : Ketika kita ingin mengkalibrasi volumetric glassware ataupun POVA dengan metode gravimetric, maka akan dilakukan paling tidak 2 kali penimbangan. Pertama adalah penimbangan wadah kosong, yang kedua adalah penimbangan wadah yang sudah diisi air suling.

Kemudian, selisih penimbangan kedua dan penimbangan pertama menjadi massa air suling yang untuk selanjutnya akan dihitung volumenya berapa.

Ada suatu peluang yg memudahkan operator dalam kalibrasi peralatan volumetric tersebut. Dengan cara, pada penimbangan wadah kosong lalu timbangan diTARE sehingga tampilannya menjadi nol. Kemudian, ketika wadah kosong sudah ada air sulingnya, lalu ditimbang akan muncul massa air suling yang inginkan.

Apa resikonya dibalik peluang tersebut?
1. Petugas akan kesulitan melakukan koreksi terhadap pembacaan timbangan, karena proses TARE tadi mengakibatkan titik nol timbangan bergeser, padahal tetap ada efek ketidaklinearan timbangan, sehingga hasil koreksi dari sertifikat kalibrasi tidak dapat diterapkan. Maka, dalam estimasi ketidakpastiannya harus menambahkan nilai koreksinya ke dalam unsur ketidakpastian, gampangnya, pake LOP, bukan sekedar ketidakpastian koreksinya saja. Dalam kasus tertentu, hal tersebut mengakibatkan nilai ketidakpastian hasil kalibrasi peralatan volumetric lebih besar dari batas toleransi peralatan volumetric tersebut. Maka, dari sini perlu dipertimbangkan utk mengambil peluang tsb.
2. Akan terjadi kerusakan timbangan akibat overload dikarenakan user tidak “care”. Ketika diTARE, sebenarnya sudah mengurangi kapasitas timbangan. Kapasitas timbangan yang tertera adalah batas maksimal adanya beban di atas pan timbangan. Jadi, ketika dilakukan TARE, maka kapasitas timbangan menjadi: kapasitas timbangan dlm spesifikasi dikurangi massa sebelum dilakukan TARE.

 

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)

Question:

Misalkan hasil kalibrasi dari suatu alat pengukur kelembaban relative pada nilai measured value 60%RH menghasilkan nilai koreksi sebesar -1.8%RH dan ketidakpastian pengukuran (U95) sebesar +1.2%RH.

Dengan demikian  untuk menentukan “true value” dari measurand, apakah betul formulanya:

measured value + koreksi + U95

karena beberapa praktek yang di temui mengenai penentuan true value dari measurand, menggunakan formulasi measured value + koreksi (tanpa memperhitungkan nilai U95).

Answer :

True value merupakan bilangan yang tidak diketahui kuantitasnya. Adapun measured value (x) + koreksi (c) merupakan estimasi true value terbaik, namun bukan yang sebenarnya. Nilai true value diperkirakan merupakan salah satu nilai yang kemungkinan tersebar diantara (x + c + U95) ≤ true value ≤ (x + c – U95).

Question :

Apakah ada kemungkinan true value tidak terletak pada (x + c + U95) ≤ true value ≤ (x + c – U95) ?

Answer :

Ada. Dalam tingkat kepercayaan 5% true value mungkin berada diluar batas tersebut.

 

 

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)