SEPUTAR KALIBRASI TIMBANGAN
Question (1):
Apakah ada pengaruh yang signifikan terkait perbedaan suhu antara suhu standar (Anak Timbang) dengan suhu timbangan (UUT) ?
Contoh kasus : Standar terkondisi dalam suhu yang terkontrol sementara timbangan di lapangan kondisi ruang tidak terkontrol, apakah diperlukan waktu pengondisian untuk menyamakan/mendekati suhu agar keduanya sama.
Answer (1):
Semestinya begitu. Anak timbangan dan timbangan yang akan dikalibrasi dibiarkan telebih dahulu sekitar setengah jam sebelum memulai kalibrasi, terutama timbangan resolusi 1 mg ke atas. Jika langsung dikalibrasi, maka beda suhu antara timbangan dan anak timbangan akan menyebabkan pembacaan timbangan yang kurang stabil, karena terjadi perpindahan panas.
Question (2):
Apa perbedaan dan bagaimana aplikasi ketidakpastian koreksi dan ketidakpastian penimbangan ?
Answer (2):
Ketidakpastian penimbangan yang diberikan ditiap titik ukur adalah ketidakpastian koreksi. Aplikasinya pada saat menimbang (setelah selesai kalibrasi) maka koreksi ditambahkan pada hasil penimbangan. Sedangkan ketidakpastiannya dijadikan salah satu sumber ketidakpastian hasil penimbangan.
Question (3):
Apakah koreksi dari hasil kalibrasi harus diaplikasikan secara langsung pada setiap penimbangan atau bisa diabaikan dengan mempertimbangkan misalnya toleransi juga LOP dari hasil kalibrasi ?
Answer (3):
Betul.. diaplikasikan langsung. LOP tidak bisa mewakili koreksi hasil penimbangan. LOP dijadikan indikator bagi neraca bersangkutan untuk di “treatmen”, disetel atau diperbaiki.
Question (4):
Sedikit tambahan pertanyaan terkait dengan deret koreksi dari hasil kalibrasi, untuk lebih mendapatkan nilai benar dari objek yang kita timbang pendekatan mana yang paling sesuai apakah menggunakan Interpolasi atau Regresi ?
Answer (4):
Interpolasi. Regresi tidak lagi memuat koreksi yang aktual. Tetapi regresi lebih cepat aplikasinya. Walaupun hasil interpolasi tetap merupakan nilai estimasi, setidaknya dua nilai yang tersedia berdasarkan hasil kalibrasi. Artinya bisa dipertanggungjawabkan ketelusurannya.
Question (5):
Apakah diperbolehkan ditengah-tengah proses kalibrasi melakukan tare atau re-zero ?
Answer (5):
Jika mengacu CSIRO, selama kalibrasi tidak diperkenankan tare atau men”zero”kan. Itulah sebabnya dalam metode ada pernyataan perlunya ditambahkan “zero mass”, yakni anak timbangan dengan massa kecil (max 20 mg) untuk neraca resolusi 1 mg kebawah. Biasanya untuk neraca resolusi di atas 1 mg tidak diperlukan zero mass. Karena lebih stabil titik nolnya. Namun tetap lebih baik jika menggunakan zero mass.
Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)
Narasumber : Bpk. Endang Sumirat
Thank you for the explanation.
Sama-sama, semoga bisa membantu dan menjadi ajang share informasi yang bermanfaat.
Silahkan kunjungi website kami, untuk informasi-informasi lainnya.
Terima kasih
bagaimana cara menetukan bahwa dari hasil kalibrasi alat masih bisa digunakan/tidak bisa digunakan, adakah tabel maks koreksi dari setiap jenis alat ukur dikatakan layak/tidak layak ?
1. bagaimana cara menentukan bahwa dari hasil kalibrasi alat masih bisa/tidak digunakan?
– ada 3 cara umum yang digunakan :
a. spek alat
b. spek cust/internal
c. metode acuan yang diimplementasikan
2. adakah tabel maks koreksi dari setiap jenis alat ukur dikatakan layak/tidak layak?
– ada beberapa metode acuan yang mempersyaratkan secara khusus, ada juga yang tidak.
dari KAN sendiri mengeluarkan pedoman yang mengatur tentang aturan keputusan dan pernyataan kesesuaian dengan kode dok : KAN-Pd-01.01 yang dapat didownload secara gratis di website : http://kan.or.id/index.php/download/dokumen-akreditasi/49-kan-pedoman-kan-pd