Kalibrasi suhu adalah proses yang sangat sensitif dan membutuhkan kondisi lingkungan yang terkendali agar hasilnya akurat serta dapat ditelusuri ke standar nasional maupun internasional. Seringkali, kesalahan kalibrasi bukan berasal dari alat ukur itu sendiri, melainkan karena faktor lingkungan ruangan yang tidak ideal. Oleh karena itu, memahami kondisi lingkungan ruangan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas hasil kalibrasi.

Berikut adalah parameter lingkungan yang perlu diperhatikan dalam menentukan ruangan ideal untuk kalibrasi suhu:

  1. Suhu Ruangan yang Stabil
  • Mengapa penting: Fluktuasi suhu ruangan dapat memengaruhi kestabilan alat ukur dan standar kalibrasi.
  • Rekomendasi:
    • Rentang suhu: 20–25 °C (tergantung standar laboratorium).
    • Perubahan suhu tidak boleh lebih dari ±2 °C per jam.
    • Gunakan sistem pengatur suhu (AC dengan kontrol presisi atau sistem HVAC).
  1. Kelembaban Relatif (Relative Humidity / RH)
  • Mengapa penting: Kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kondensasi pada sensor suhu, sementara kelembaban yang terlalu rendah dapat menimbulkan listrik statis.
  • Rekomendasi:
    • Rentang kelembaban: 40–60% RH.
    • Hindari kelembaban >70% karena dapat mempercepat korosi dan kerusakan instrumen.
  1. Tekanan Udara
  • Mengapa penting: Beberapa instrumen kalibrasi suhu, terutama yang menggunakan cairan atau sistem gas, dapat terpengaruh oleh perubahan tekanan udara.
  • Rekomendasi:
    • Monitor tekanan udara ruangan secara berkala.
    • Gunakan barometer untuk memastikan konsistensi.
  1. Kebersihan dan Kualitas Udara
  • Mengapa penting: Partikel debu, uap kimia, atau kontaminan lain dapat memengaruhi sensor dan instrumen kalibrasi.
  • Rekomendasi:
    • Gunakan ruangan bersih (cleanroom) atau minimal ruangan bebas debu.
    • Pastikan ada sistem ventilasi dengan filter HEPA jika memungkinkan.
  1. Getaran dan Gangguan Mekanis
  • Mengapa penting: Getaran dari mesin, lalu lintas, atau peralatan lain dapat memengaruhi kestabilan pembacaan suhu.
  • Rekomendasi:
    • Pisahkan ruangan kalibrasi dari sumber getaran.
    • Gunakan meja anti-getar untuk alat yang sangat sensitif.
  1. Pencahayaan Ruangan
  • Mengapa penting: Cahaya matahari langsung atau lampu dengan panas berlebih dapat memengaruhi stabilitas suhu ruangan.
  • Rekomendasi:
    • Gunakan pencahayaan LED yang tidak menghasilkan panas berlebih.
    • Hindari paparan sinar matahari langsung pada area kalibrasi.
  1. Aliran Udara
  • Mengapa penting: Aliran udara yang tidak terkendali dapat menciptakan perbedaan suhu lokal dan mengganggu kestabilan pengukuran.
  • Rekomendasi:
    • Gunakan deflektor pada AC untuk mencegah aliran udara langsung ke instrumen.
    • Pastikan sirkulasi udara merata di seluruh ruangan.

Menentukan lingkungan ruangan yang ideal untuk kalibrasi suhu bukan hanya soal menjaga suhu tetap stabil, tetapi juga mengendalikan faktor lain seperti kelembaban, tekanan udara, getaran, kebersihan, hingga pencahayaan. Dengan ruangan yang terkontrol, hasil kalibrasi menjadi lebih akurat, konsisten, dan dapat ditelusuri (traceable).

Menerapkan standar lingkungan ini adalah investasi jangka panjang untuk menjaga kualitas hasil kalibrasi serta kepatuhan terhadap standar internasional seperti ISO/IEC 17025.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Kalibrasi suhu merupakan salah satu proses penting dalam dunia laboratorium, industri manufaktur, farmasi, hingga sektor pangan. Alat ukur suhu seperti termometer, sensor RTD, termokopel, hingga data logger harus dikalibrasi secara berkala untuk memastikan akurasi pengukuran tetap terjaga. Kesalahan dalam pengukuran suhu dapat menimbulkan dampak serius, mulai dari kualitas produk yang menurun hingga risiko keselamatan kerja.

Agar proses kalibrasi suhu berjalan tepat, ada beberapa parameter penting yang harus dipahami. Artikel ini akan menguraikan secara detail setiap parameter yang memengaruhi hasil kalibrasi.

  1. Rentang Suhu (Temperature Range)
  • Setiap instrumen pengukuran suhu memiliki rentang kerja tertentu, misalnya –50 °C hingga 250 °C.
  • Kalibrasi harus dilakukan pada titik-titik suhu yang merepresentasikan rentang penggunaan alat tersebut.
  • Semakin luas rentang suhu yang digunakan dalam aplikasi sehari-hari, semakin banyak titik kalibrasi yang disarankan.
  1. Stabilitas Sumber Kalibrasi
  • Sumber kalibrasi seperti dry block calibrator atau bath kalibrasi cair harus memiliki kemampuan stabilisasi suhu yang tinggi.
  • Fluktuasi suhu yang besar selama kalibrasi dapat menurunkan keakuratan hasil.
  • Parameter stabilitas biasanya dinyatakan dalam ± °C dalam jangka waktu tertentu.
  1. Uniformitas Suhu (Temperature Uniformity)
  • Merupakan keseragaman distribusi suhu di dalam media kalibrasi.
  • Jika media tidak seragam, maka probe sensor yang ditempatkan di titik berbeda akan menghasilkan bacaan berbeda.
  • Parameter ini sangat penting pada kalibrasi menggunakan liquid bath atau ruang suhu.
  1. Resolusi Alat Ukur
  • Resolusi adalah ketelitian terkecil yang dapat ditampilkan oleh alat.
  • Alat dengan resolusi 0,1 °C berbeda tingkat akurasinya dibanding alat dengan resolusi 0,01 °C.
  • Semakin kecil resolusi, semakin tinggi sensitivitas dalam mendeteksi perubahan suhu.
  1. Ketidakpastian Pengukuran (Measurement Uncertainty)
  • Ketidakpastian merupakan parameter penting dalam kalibrasi.
  • Menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap hasil kalibrasi dengan mempertimbangkan semua sumber kesalahan (stabilitas sumber, uniformitas, resolusi, repeatability, dll).
  • Biasanya dilaporkan dalam format: U = ± (nilai) °C, k=2 (95% confidence level).
  1. Histeresis
  • Beberapa sensor suhu menunjukkan perbedaan bacaan ketika suhu naik dibanding saat suhu turun, walaupun pada titik suhu yang sama.
  • Fenomena ini disebut histeresis dan perlu diperhatikan dalam kalibrasi.
  1. Waktu Respon Sensor
  • Setiap sensor memiliki waktu respon berbeda untuk mencapai kestabilan setelah ditempatkan pada suhu tertentu.
  • Pada kalibrasi, waktu respon ini harus diperhitungkan agar data yang diambil benar-benar stabil.
  • Biasanya, standar menunggu minimal 3–5 kali time constant sensor.
  1. Kondisi Lingkungan
  • Suhu ruangan, kelembaban, serta aliran udara sekitar dapat memengaruhi proses kalibrasi.
  • Oleh karena itu, kalibrasi suhu sebaiknya dilakukan pada laboratorium dengan suhu terkontrol (20–23 °C) dan kelembaban stabil.

 

Kalibrasi suhu bukan hanya sekadar membandingkan bacaan alat dengan standar referensi. Proses ini melibatkan banyak parameter penting seperti rentang suhu, stabilitas, uniformitas, resolusi, ketidakpastian, histeresis, waktu respon, hingga kondisi lingkungan. Memahami parameter-parameter ini membantu teknisi kalibrasi dan pengguna alat ukur untuk memastikan hasil pengukuran lebih akurat, andal, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan kalibrasi yang tepat, akurasi pengukuran suhu dapat terjamin, sehingga kualitas produk maupun keselamatan operasional tetap terjaga.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Timbangan adalah alat ukur massa yang esensial di berbagai industri, namun tidak semua timbangan diciptakan sama. Analytical Balance, Top Pan Balance, dan Bench Scale adalah tiga jenis timbangan yang umum, masing-masing dirancang untuk kebutuhan spesifik dengan tingkat akurasi, kapasitas, dan fitur yang berbeda. Memahami perbedaannya secara detail sangat penting untuk memilih alat yang tepat untuk aplikasi Anda.

 

  1. Analytical Balance (Timbangan Analitik)

Analytical Balance adalah timbangan yang paling presisi dan sensitif, dirancang untuk mengukur massa sangat kecil dengan tingkat akurasi yang ekstrem.

  • Akurasi dan Resolusi: Ini adalah ciri khas utama Analytical Balance. Mereka memiliki resolusi yang sangat tinggi, biasanya hingga 0.0001 gram (0.1 mg) atau bahkan 0.00001 gram (0.01 mg).
  • Kapasitas: Kapasitasnya relatif kecil, biasanya berkisar antara 100 gram hingga 300 gram.
  • Desain:
    • Draft Shield (Pelindung Angin): Wajib ada untuk melindungi pan timbangan dari aliran udara sekecil apa pun yang dapat memengaruhi pembacaan. Pelindung ini biasanya berupa kaca geser yang menutup area penimbangan.
    • Internal Calibration (Kalibrasi Internal): Banyak model memiliki fitur kalibrasi internal otomatis atau semi-otomatis untuk menjaga akurasi dari waktu ke waktu.
    • Pan Timbangan: Biasanya kecil, seringkali terbuat dari stainless steel, dan terletak di dalam ruang pelindung angin.
    • Stabilisasi: Membutuhkan waktu stabilisasi yang lebih lama dibandingkan jenis timbangan lain karena sensitivitasnya yang tinggi.
  • Lingkungan Penggunaan: Harus digunakan di lingkungan yang sangat stabil, bebas getaran, fluktuasi suhu, dan aliran udara. Meja penimbangan yang kokoh dan anti-getaran seringkali diperlukan.
  • Aplikasi: Sangat cocok untuk aplikasi di laboratorium ilmiah, farmasi, kimia, penelitian, dan kontrol kualitas di mana pengukuran massa yang sangat kecil dengan presisi tinggi adalah suatu keharusan (misalnya, menimbang reagen kimia, sampel obat).

 

  1. Top Pan Balance (Precision Balance / Timbangan Presisi) 

Top Pan Balance, atau sering disebut Precision Balance, adalah timbangan yang menawarkan keseimbangan antara akurasi tinggi dan kapasitas yang lebih besar dibandingkan Analytical Balance.

  • Akurasi dan Resolusi: Resolusinya bervariasi, umumnya berkisar antara 0.001 gram (1 mg) hingga 0.1 gram (100 mg). Akurasinya lebih rendah dari Analytical Balance tetapi jauh lebih tinggi dari Bench Scale.
  • Kapasitas: Kapasitasnya lebih besar, mulai dari beberapa ratus gram hingga beberapa kilogram (misalnya, 200 gram hingga 10 kg).
  • Desain:
    • Draft Shield (Pelindung Angin): Beberapa model dengan resolusi yang lebih tinggi (misalnya 0.001g) mungkin dilengkapi pelindung angin, tetapi seringkali tidak serapat atau sebesar pada Analytical Balance. Model dengan resolusi lebih rendah (0.01g atau 0.1g) biasanya tidak memiliki pelindung angin.
    • Pan Timbangan: Lebih besar daripada Analytical Balance, terletak di bagian atas timbangan (terbuka).
    • Waktu Stabilisasi: Lebih cepat daripada Analytical Balance.
  • Lingkungan Penggunaan: Kurang sensitif terhadap kondisi lingkungan dibandingkan Analytical Balance, tetapi tetap memerlukan permukaan yang stabil dan bebas getaran yang signifikan.
  • Aplikasi: Cocok untuk aplikasi umum di laboratorium, penimbangan sampel yang lebih besar, persiapan resep dalam skala kecil, kontrol kualitas di industri makanan/minuman, dan penimbangan perhiasan.

 

  1. Bench Scale (Timbangan Meja / Timbangan Produksi)

Bench Scale adalah timbangan yang dirancang untuk penggunaan industri dan komersial di lingkungan yang lebih berat, dengan fokus pada kapasitas tinggi dan ketahanan, meskipun dengan akurasi yang lebih rendah.

  • Akurasi dan Resolusi: Resolusinya lebih rendah, umumnya berkisar antara 1 gram hingga 50 gram (atau lebih).
  • Kapasitas: Kapasitasnya jauh lebih besar, mulai dari beberapa kilogram hingga ratusan kilogram (misalnya, 5 kg hingga 500 kg).
  • Desain:
    • Konstruksi Robust: Dibuat dengan material yang kuat (seringkali stainless steel pada platform) untuk menahan penggunaan berat dan lingkungan industri.
    • Platform Penimbangan: Besar dan datar, dirancang untuk menampung berbagai ukuran dan bentuk barang.
    • Indikator Terpisah: Seringkali memiliki indikator tampilan yang terpisah dari platform penimbangan, terhubung dengan kabel.
    • Fitur Tambahan: Dapat memiliki fitur seperti fungsi hitung (counting), cek berat (checkweighing), atau konektivitas ke sistem manajemen inventaris.
  • Lingkungan Penggunaan: Dirancang untuk digunakan di lingkungan pabrik, gudang, atau toko yang mungkin memiliki debu, kelembapan, dan getaran yang lebih tinggi.
  • Aplikasi: Digunakan secara luas di industri manufaktur untuk menimbang bahan baku, pengemasan produk, pengiriman dan penerimaan barang, inventaris, atau di toko ritel untuk menimbang produk.

Ringkasan Perbedaan Utama

Fitur / Timbangan Analytical Balance Top Pan Balance Bench Scale
Readability (keterbacaan) 0.1 mg (0.0001 g) sampai 0.01 mg pada microbalance ~0.001 g — 0.01 g (tergantung model) ~0.1 g — 1 g (atau lebih kasar)
Kapasitas 1 g — 200 g 50 g — 5 kg 1 kg — 60 kg (atau lebih)
Fitur fisik Draft shield (kaca), platform kecil, kontrol digital Sering tanpa draft shield atau kaca kecil Platform besar, display besar, kaki leveling
Desain Pan Kecil, di dalam ruang tertutup Sedang, di atas timbangan terbuka Besar, seringkali terpisah dari indikator
Sensitivitas Lingkungan Sangat tinggi, sensitif terhadap suhu, getaran, arus udara Tingkat menengah, masih peka terhadap lingkungan Kurang sensitif, lebih tahan kondisi kasar
Aplikasi Khas Laboratorium kimia/farmasi, penelitian, penimbangan bahan laboratorium, formulasi presisi Laboratorium umum, kontrol kualitas, penimbangan presisi, Persiapan sampel, QC, penelitian umum Industri manufaktur, gudang, ritel, Produksi, pengepakan
Lingkungan ideal Ruang bersekat, bebas getaran, stabil suhu Ruang laboratorium standar, jauh dari aliran udara Area kerja umum, industri ringan

Pemilihan jenis timbangan yang tepat sangat bergantung pada tingkat akurasi yang dibutuhkan dan kapasitas beban yang akan diukur. Menggunakan timbangan yang tidak sesuai dengan kebutuhannya dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat, pemborosan, dan masalah kualitas.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Timbangan adalah “jantung” banyak operasi, mulai dari menakar bahan baku yang presisi di laboratorium hingga mengukur berat produk jadi di lini produksi. Akurasinya sangat krusial, namun seringkali muncul pertanyaan: Kapan sebenarnya timbangan saya perlu dikalibrasi ulang? Mengabaikan kalibrasi ulang dapat menyebabkan kerugian besar, mulai dari pemborosan material hingga kegagalan audit. Memahami interval dan pemicu kalibrasi ulang adalah kunci untuk menjaga presisi dan efisiensi bisnis Anda.

Mengapa Timbangan Perlu Dikalibrasi Ulang?

Setiap alat ukur, termasuk timbangan, rentan terhadap “penyimpangan” atau “drift” seiring waktu. Faktor-faktor seperti keausan mekanis, perubahan lingkungan, atau penggunaan yang intensif dapat secara bertahap mengurangi akurasi timbangan Anda. Kalibrasi ulang secara teratur memastikan bahwa timbangan terus memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

Pemicu Utama untuk Kalibrasi Ulang Timbangan:

Tidak ada jawaban tunggal yang cocok untuk semua, tetapi ada beberapa pedoman dan pemicu penting yang harus Anda pertimbangkan:

  1. Interval Waktu yang Direkomendasikan (Jadwal Teratur) 🗓
  • Rekomendasi Pabrikan: Selalu mulai dengan melihat manual atau panduan dari pabrikan timbangan Anda. Mereka sering memberikan rekomendasi interval kalibrasi ulang (misalnya, setiap 6 bulan atau setahun sekali).
  • Standar Industri dan Regulasi: Industri-industri yang diatur ketat (farmasi, medis, makanan) seringkali memiliki standar atau regulasi yang mewajibkan interval kalibrasi tertentu. Contohnya, sistem manajemen mutu ISO 9001, Good Manufacturing Practice (GMP), atau Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) sering menetapkan persyaratan ketat untuk jadwal kalibrasi.
  • Faktor Risiko dan Kritisnya Aplikasi: Timbangan yang digunakan untuk aplikasi kritis (misalnya, menimbang bahan aktif farmasi) akan memerlukan kalibrasi ulang lebih sering dibandingkan timbangan untuk tujuan non-kritis. Lakukan analisis risiko untuk menentukan interval yang paling sesuai.
  1. Setelah Peristiwa Tertentu (Pemicu Non-Rutin)
  • Setelah Perbaikan atau Servis: Jika timbangan Anda baru saja diperbaiki, diservis, atau ada penggantian komponen internal, kalibrasi ulang mutlak diperlukan untuk memastikan perbaikan tersebut tidak memengaruhi akurasinya.
  • Setelah Pemindahan Lokasi: Memindahkan timbangan, terutama yang presisi, dapat memengaruhi kalibrasinya karena goncangan atau perubahan lingkungan. Bahkan memindahkannya dari satu ruangan ke ruangan lain di fasilitas yang sama bisa menjadi pemicu.
  • Setelah Terpapar Peristiwa Ekstrem: Jika timbangan Anda mengalami goncangan keras, terjatuh, terpapar suhu ekstrem, kelembapan berlebihan, atau zat kimia yang merusak, kalibrasi ulang harus segera dilakukan.
  • Setelah Periode Tidak Digunakan yang Lama: Jika timbangan tidak digunakan dalam jangka waktu lama, kalibrasi ulang sebaiknya dilakukan sebelum digunakan kembali untuk memastikan tidak ada pergeseran performa selama periode penyimpanan.
  • Perubahan Lingkungan Operasional: Jika terjadi perubahan signifikan pada lingkungan tempat timbangan beroperasi (misalnya, perpindahan ke area dengan getaran lebih tinggi, suhu/kelembapan yang berbeda), maka kalibrasi ulang diperlukan.
  1. Indikasi Adanya Masalah Akurasi (Tanda Peringatan) 🚩
  • Hasil Tidak Konsisten: Jika timbangan memberikan hasil yang berbeda-beda untuk beban yang sama secara berulang.
  • Pembacaan Tidak Stabil: Timbangan memerlukan waktu terlalu lama untuk menstabilkan pembacaan atau menunjukkan fluktuasi yang tidak biasa.
  • Tidak Sesuai Spesifikasi: Jika Anda menggunakan anak timbang standar internal dan menemukan bahwa timbangan menunjukkan nilai yang signifikan di luar toleransi yang diharapkan.
  • Keluhan Kualitas Produk: Jika ada indikasi masalah kualitas produk yang bisa ditelusuri kembali ke kesalahan penimbangan, segera kalibrasi timbangan yang bersangkutan.

Siapa yang Harus Melakukan Kalibrasi Ulang?

Kalibrasi ulang harus selalu dilakukan oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi (seperti yang diakui KAN) dan memiliki kompetensi serta standar acuan yang tertelusur. Ini memastikan bahwa hasil kalibrasi Anda valid, dapat dipertanggungjawabkan, dan memenuhi semua persyaratan audit.

Jangan menunggu sampai timbangan Anda menunjukkan masalah yang jelas. Kalibrasi ulang timbangan adalah praktik proaktif yang esensial untuk menjaga integritas pengukuran Anda. Dengan memperhatikan interval waktu yang direkomendasikan, responsif terhadap pemicu non-rutin, dan waspada terhadap tanda-tanda ketidakakuratan, Anda tidak hanya memastikan kepatuhan, tetapi juga melindungi kualitas produk, menghemat biaya, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Kalibrasi timbangan adalah proses krusial untuk memastikan akurasi dan keandalan pengukuran. Namun, hasil kalibrasi bukanlah sekadar angka yang statis. Ada berbagai faktor yang, jika tidak diperhatikan, dapat secara signifikan memengaruhi keakuratan dan validitas hasil kalibrasi itu sendiri. Memahami faktor-faktor ini adalah kunci untuk mencapai presisi pengukuran yang optimal dan menjaga kualitas produk atau layanan Anda.

Mari kita selami lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi hasil kalibrasi timbangan:

1. Kondisi Lingkungan 🌡

Lingkungan tempat kalibrasi dan penggunaan timbangan adalah salah satu faktor paling dominan.

  • Suhu: Perubahan suhu dapat menyebabkan ekspansi atau kontraksi komponen timbangan, terutama load cell (sensor beban) dan platform penimbangan. Fluktuasi suhu yang drastis antara saat kalibrasi dan penggunaan dapat menghasilkan deviasi yang signifikan. Idealnya, kalibrasi harus dilakukan pada suhu yang stabil dan terkontrol.
  • Kelembapan: Tingkat kelembapan yang tinggi dapat memengaruhi komponen elektronik timbangan, menyebabkan korosi atau perubahan konduktivitas. Pada timbangan presisi tinggi, kelembapan juga dapat memengaruhi berat anak timbang standar karena adsorpsi air.
  • Getaran: Getaran dari lalu lintas, mesin berat di sekitar, atau bahkan langkah kaki dapat mengganggu stabilitas timbangan, terutama pada timbangan analitik dengan sensitivitas tinggi, yang mengakibatkan pembacaan tidak stabil dan tidak akurat.
  • Aliran Udara (Draft): Hembusan udara, bahkan dari AC atau kipas angin, dapat memengaruhi pembacaan timbangan yang sangat sensitif. Ini mengapa timbangan analitik sering dilengkapi dengan pelindung angin (draft shield).

2. Kualitas dan Ketertelusuran Anak Timbang Standar ⚖✅

Anak timbang standar adalah “otak” dari proses kalibrasi. Kualitas dan ketertelusurannya sangat menentukan akurasi hasil.

  • Kelas Akurasi: Anak timbang standar memiliki kelas akurasi (misalnya, OIML Kelas E1, E2, F1, F2). Untuk kalibrasi yang valid, anak timbang harus memiliki kelas akurasi yang lebih tinggi daripada timbangan yang dikalibrasi (biasanya rasio 1:3 atau lebih baik).
  • Sertifikat Kalibrasi yang Valid: Anak timbang standar harus memiliki sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh laboratorium terakreditasi (misalnya, KAN). Sertifikat ini menjamin ketertelusuran ke standar nasional atau internasional.
  • Perawatan Anak Timbang: Anak timbang harus dijaga kebersihannya, bebas dari goresan, sidik jari, atau korosi. Penanganan harus menggunakan sarung tangan atau pinset khusus untuk menghindari transfer minyak atau kotoran.

3. Metode dan Prosedur Kalibrasi 📋✔

Konsistensi dan standar dalam metode sangat penting.

  • SOP (Standard Operating Procedure) yang Jelas: Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan SOP yang terdokumentasi dan teruji, yang mencakup langkah-langkah yang konsisten, titik kalibrasi yang relevan (misalnya, pada 10%, 50%, 100% kapasitas), dan jumlah pengulangan.
  • Kesesuaian Metode: Metode kalibrasi harus sesuai dengan jenis dan kapasitas timbangan serta aplikasi penggunaannya.
  • Penyesuaian (Adjustment): Jika timbangan mengalami adjustment (penyetelan) selama kalibrasi, ini harus didokumentasikan dengan jelas, dan kalibrasi harus diulang untuk mendapatkan hasil as left (setelah disesuaikan).

4. Kompetensi dan Pengalaman Teknisi Kalibrasi 🔬💡

Faktor manusia memiliki peran besar dalam kalibrasi yang akurat.

  • Pelatihan dan Sertifikasi: Teknisi harus terlatih dan memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip metrologi, pengoperasian timbangan, dan prosedur kalibrasi.
  • Penanganan Alat: Kemampuan teknisi untuk menangani timbangan dan anak timbang standar dengan hati-hati dan benar akan meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh pengguna.
  • Pengambilan Keputusan: Teknisi harus mampu membuat penilaian yang tepat mengenai kondisi timbangan dan interpretasi hasil.

5. Kondisi Fisik dan Performa Timbangan itu Sendiri 🛠📉

Kondisi awal timbangan juga memengaruhi proses kalibrasi.

  • Stabilitas dan Repeatability: Timbangan yang baik harus memberikan hasil yang stabil dan berulang. Jika timbangan tidak stabil atau tidak memberikan pembacaan yang sama untuk beban yang sama (poor repeatability), ini akan mempersulit kalibrasi yang akurat.
  • Kerusakan Fisik: Adanya goresan, retakan, atau komponen yang longgar pada timbangan dapat memengaruhi hasil.
  • Masa Pakai: Timbangan yang sudah sangat tua mungkin menunjukkan deviasi yang lebih besar dan memerlukan perawatan atau penggantian lebih sering. Kesimpulan: Komitmen Terhadap Kualitas

Memahami dan mengelola faktor-faktor ini adalah inti dari kalibrasi yang efektif. Ini bukan hanya tentang mendapatkan sertifikat, tetapi tentang memastikan setiap pengukuran yang Anda lakukan dapat dipercaya. Dengan memerhatikan kondisi lingkungan, menggunakan standar yang tepat, mengikuti prosedur yang ketat, mempercayakan pada teknisi yang kompeten, dan menjaga kondisi alat, Anda berinvestasi dalam akurasi tak tergoyahkan dan efisiensi operasional jangka panjang.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Kalibrasi timbangan sering kali disalahpahami. Ada banyak mitos yang beredar, padahal memahami fakta yang sebenarnya sangat penting untuk menjamin akurasi, kualitas produk, dan kepatuhan terhadap standar industri. Mari kita bongkar beberapa mitos dan fakta paling umum.

Mitos 1: Kalibrasi Sama dengan Verifikasi
Fakta: Ini adalah salah satu kesalahpahaman terbesar. Kalibrasi dan verifikasi adalah dua proses yang berbeda.

  • Kalibrasi adalah proses pengukuran untuk mengetahui seberapa akurat timbangan. Hasilnya berupa data kesalahan dan koreksi. Kalibrasi tidak mengubah pengaturan timbangan.
  • Verifikasi adalah proses pengecekan untuk memastikan apakah timbangan memenuhi standar yang ditetapkan (misalnya, batas toleransi). Hasilnya hanya “lulus” atau “gagal.”
  • Analogi: Kalibrasi adalah seperti cek kesehatan lengkap untuk mengetahui semua masalah, sementara verifikasi seperti tes sederhana untuk melihat apakah Anda lolos atau tidak.

Mitos 2: Kalibrasi Hanya Diperlukan Saat Timbangan Rusak
Fakta: Kalibrasi adalah proses preventif, bukan hanya perbaikan. Timbangan bisa kehilangan akurasinya secara bertahap seiring waktu karena faktor-faktor seperti:

  • Keausan komponen mekanis.
  • Perubahan kondisi lingkungan (suhu dan kelembapan).
  • Penggunaan yang sering dan perlakuan kasar.
  • Pergeseran sensor secara bertahap.

Melakukan kalibrasi secara rutin mencegah kesalahan pengukuran yang dapat menyebabkan kerugian finansial, masalah kualitas produk, atau kegagalan audit.

Mitos 3: Kalibrasi Bisa Dilakukan Sendiri dengan Beban Apa Saja
Fakta: Kalibrasi yang sah harus dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi menggunakan anak timbang standar yang juga sudah terkalibrasi dan memiliki ketertelusuran ke standar nasional atau internasional.

  • Menggunakan benda sehari-hari seperti batu bata atau botol air tidak akan memberikan hasil yang akurat karena massanya tidak terverifikasi.
  • Sertifikat kalibrasi yang dikeluarkan oleh laboratorium terakreditasi adalah satu-satunya bukti yang valid untuk audit dan jaminan mutu.

Mitos 4: Semua Timbangan Digital Otomatis Akurat
Fakta: Timbangan digital memang canggih, tetapi akurasinya tetap bisa bergeser. Fitur “auto-kalibrasi” pada beberapa timbangan hanya melakukan penyetelan internal menggunakan beban internal, dan ini bukan pengganti kalibrasi resmi dengan standar eksternal yang tertelusur.

Mitos 5: Semua Timbangan Akurat pada Kapasitas Maksimumnya
Fakta: Sebuah timbangan tidak memiliki tingkat akurasi yang sama di seluruh rentang kapasitasnya. Kalibrasi harus dilakukan pada berbagai titik beban (misalnya, di 10%, 50%, dan 100% dari kapasitas maksimum) untuk memetakan performa timbangan secara menyeluruh. Hal ini sangat penting untuk memastikan akurasi pada berbagai beban yang mungkin Anda ukur.

Memahami fakta-fakta ini memastikan bahwa timbangan Anda tidak hanya berfungsi, tetapi juga akurat dan dapat diandalkan untuk semua kebutuhan, baik itu di industri farmasi, laboratorium, maupun manufaktur.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Dalam setiap industri, mulai dari farmasi yang membutuhkan presisi mikrogram, hingga manufaktur yang menimbang ton material, timbangan adalah salah satu alat ukur paling fundamental. Namun, seringkali ada anggapan bahwa timbangan, terutama yang digital, akan selalu akurat. Ini adalah pandangan yang keliru. Seiring waktu dan penggunaan, setiap timbangan akan mengalami pergeseran akurasi. Di sinilah kalibrasi timbangan berperan penting, bukan sebagai biaya, melainkan sebagai investasi krusial untuk akurasi dan efisiensi operasional Anda.

Mengapa Timbangan Bisa Kehilangan Akurasi?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbangan kehilangan akurasinya:

  • Keausan Mekanis: Komponen internal timbangan dapat aus seiring penggunaan, terutama pada timbangan mekanis atau timbangan digital yang sering terpapar beban berat.
  • Perubahan Lingkungan: Fluktuasi suhu, kelembaban, tekanan udara, atau getaran di lingkungan kerja dapat memengaruhi sensor dan komponen elektronik timbangan.
  • Penanganan: Jatuh, terbentur, atau penempatan beban yang tidak hati-hati dapat merusak sel beban (load cell) atau mekanisme timbangan.
  • Waktu: Sama seperti perangkat elektronik lainnya, komponen timbangan dapat mengalami degradasi seiring waktu.

Ketika timbangan kehilangan akurasinya, bahkan sedikit, dampaknya bisa merugikan.

Kalibrasi: Memastikan Angka yang Benar

Kalibrasi adalah proses membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh timbangan dengan standar massa yang telah terverifikasi dan memiliki ketertelusuran ke standar nasional atau internasional. Tujuan utamanya adalah untuk:

  1. Mengidentifikasi Deviasi (Penyimpangan): Mengetahui seberapa jauh pembacaan timbangan menyimpang dari nilai sebenarnya.
  2. Menghitung Koreksi: Menentukan nilai yang harus ditambahkan atau dikurangkan dari pembacaan timbangan untuk mendapatkan hasil yang benar.
  3. Menentukan Ketidakpastian Pengukuran: Memberikan rentang kepercayaan pada hasil pengukuran, yang menunjukkan seberapa andal nilai tersebut.

Kalibrasi Timbangan sebagai Investasi, Bukan Sekadar Biaya

Mengapa kalibrasi bukan pengeluaran semata, melainkan investasi yang menguntungkan?

  • 1. Menjamin Kualitas Produk dan Layanan:
    • Di Industri Farmasi: Dosis obat yang tepat sangat vital. Kalibrasi memastikan setiap bahan ditimbang dengan akurasi mikro, mencegah kesalahan yang berpotensi fatal dan menjamin efektivitas serta keamanan obat.
    • Di Industri F&B: Konsistensi resep, kontrol porsi, dan keamanan pangan bergantung pada timbangan yang akurat. Ini menjaga rasa, kualitas, dan mencegah pemborosan atau bahkan masalah kesehatan.
    • Di Manufaktur: Presisi dalam menimbang bahan baku atau komponen sangat memengaruhi kualitas produk akhir dan kepatuhan terhadap spesifikasi.
  • 2. Mengoptimalkan Efisiensi dan Mengurangi Kerugian:
    • Mencegah Pemborosan Bahan Baku: Timbangan yang tidak akurat dapat menyebabkan Anda menggunakan lebih banyak bahan baku dari yang seharusnya, atau sebaliknya, kekurangan bahan yang mengakibatkan produk cacat. Ini adalah pemborosan yang dapat dihindari.
    • Mengurangi Produk Rusak/Cacat: Dengan timbangan yang akurat, Anda mengurangi risiko memproduksi barang yang tidak sesuai standar, yang menghemat biaya produksi ulang dan limbah.
    • Menghindari Penarikan Produk (Product Recall): Di industri yang sangat teregulasi, produk yang tidak memenuhi spesifikasi karena kesalahan penimbangan dapat berujung pada penarikan produk, yang biayanya sangat besar dan merusak reputasi.
  • 3. Kepatuhan Regulasi dan Audit:
    • Banyak standar industri (ISO, GMP, HACCP, dll.) dan peraturan pemerintah mewajibkan kalibrasi alat ukur secara berkala.
    • Sertifikat kalibrasi yang diterbitkan oleh laboratorium terakreditasi (seperti yang diakui KAN) adalah bukti kepatuhan yang tak terbantahkan saat audit. Gagal memenuhi persyaratan ini dapat berakibat denda, sanksi, atau bahkan penutupan operasional.
  • 4. Memperpanjang Umur Alat:
    • Kalibrasi profesional sering kali juga mencakup pemeriksaan kondisi umum timbangan. Ini dapat membantu mengidentifikasi masalah potensial lebih awal dan mencegah kerusakan lebih lanjut, sehingga memperpanjang masa pakai investasi Anda pada timbangan.

Kapan Harus Mengkalibrasi?

Interval kalibrasi yang direkomendasikan bervariasi tergantung pada:

  • Frekuensi Penggunaan: Semakin sering digunakan, semakin sering perlu dikalibrasi.
  • Kritisnya Aplikasi: Alat yang digunakan untuk aplikasi kritis (misalnya, dosis obat) memerlukan interval kalibrasi yang lebih pendek.
  • Spesifikasi Pabrikan: Ikuti rekomendasi pabrikan.
  • Persyaratan Regulasi: Penuhi persyaratan audit atau standar industri.

Jangan biarkan akurasi timbangan Anda menjadi tebakan. Pertimbangkan kalibrasi sebagai bagian integral dari strategi operasional Anda. Ini adalah investasi kecil yang memberikan dividen besar dalam bentuk kualitas produk yang konsisten, efisiensi operasional, dan ketenangan pikiran.

 

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.

Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Timbangan (mekanik maupun digital) dapat mengalami penurunan akurasi seiring pemakaian. Berikut beberapa cara praktis untuk mengetahui apakah timbangan sudah mengalami penurunan akurasi :

🔍 1. Gunakan Benda dengan Beban Dikenal

  • Coba timbang beban yang beratnya pasti dan standar, misalnya:
    • Uang logam (misalnya koin Rp1.000 = ±7,6 gram).
    • Gula atau beras dalam kemasan pabrikan (1 kg, 2 kg).
    • Anak timbangan standar (jika tersedia).
  • Jika hasil berbeda jauh (lebih dari toleransi ±0,5% untuk timbangan perdagangan), berarti ada masalah pada akurasi timbangan tersebut.

🔍 2. Tes Konsistensi (Repeatability)

  • Timbang benda yang sama beberapa kali.
  • Jika angka berbeda-beda padahal barang sama, timbangan sudah tidak stabil/konsistensi menurun.

🔍 3. Tes Nol (Zero Test)

  • Nyalakan timbangan tanpa beban → harus menunjukkan angka 0.
  • Jika ada sisa angka (misalnya 0,05 kg padahal kosong), berarti timbangan butuh adjustment atau kalibrasi ulang.

🔍 4. Tes Perbedaan Sisi (Corner Test)

  • Letakkan beban yang sama di:
    • Tengah timbangan.
    • Ujung-ujung (depan, belakang, kiri, kanan).
  • Hasil seharusnya sama. Kalau berbeda, sensor/load cell atau mekanisme pegasnya mulai bermasalah.

🔍 5. Tes Linearitas

  • Timbang beberapa benda dengan berat berbeda (misalnya 0,5 kg, 1 kg, 2 kg).
  • Lihat apakah hasilnya sesuai kenaikan. Kalau di 0,5 kg akurat, tapi di 2 kg meleset, artinya skala timbangan tidak linear → butuh kalibrasi.

🔍 6. Perhatikan Gejala Fisik

  • Angka bergerak naik-turun sendiri (fluktuatif) → sensor/load cell rusak.
  • Jarum timbangan mekanik tidak kembali ke nol → pegas lemah.
  • Timbangan digital butuh waktu lama untuk stabil → baterai lemah atau sensor bermasalah.

Tanda Timbangan Sudah Tidak Akurat

  • Perbedaan hasil dengan alat ukur lain.
  • Perbedaan hasil dibanding berat barang pabrikan.
  • Tidak konsisten walau beban sama.
  • Jarum atau angka tidak kembali ke nol.
  • Ada bunyi atau mekanisme macet saat dipakai.

👉 Kalau sudah ada tanda-tanda di atas, sebaiknya:

  1. Kalibrasi ulang di laboratorium kalibrasi (untuk timbangan industri/laboratorium).
  2. Tera ulang di Unit Metrologi Legal (untuk timbangan perdagangan di pasar/toko).
  3. Jika rusak parah → lebih aman ganti timbangan.

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.

Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Membaca sertifikat kalibrasi adalah keterampilan penting untuk memastikan akurasi alat ukur Anda. Sebuah sertifikat yang valid dan terakreditasi, seperti yang dikeluarkan oleh laboratorium yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), akan memuat informasi esensial yang harus Anda pahami. Berikut adalah cara membaca sertifikat kalibrasi secara detail.

Bagian 1: Identitas dan Informasi Umum

Bagian ini memastikan sertifikat tersebut sah dan terverifikasi.

  • Nomor Sertifikat (Certificate Number): Ini adalah nomor unik yang digunakan untuk melacak dan mengarsipkan sertifikat. Penting untuk identifikasi.
  • Identitas Laboratorium Kalibrasi: Mencantumkan nama, alamat, dan nomor akreditasi laboratorium. Pastikan nomor akreditasi ini valid dan masih berlaku.
  • Identitas Pelanggan (Customer): Nama dan alamat perusahaan atau individu yang memiliki alat.
  • Identitas Alat yang Dikalibrasi (Instrument Under Calibration): Menjelaskan nama alat, pabrikan (manufacturer), model, dan nomor seri (serial number). Ini memastikan sertifikat sesuai dengan alat yang Anda miliki.

Bagian 2: Kondisi Kalibrasi dan Metode

Bagian ini menjelaskan kondisi di mana kalibrasi dilakukan, yang sangat memengaruhi hasil.

  • Tanggal Kalibrasi (Date of Calibration): Tanggal kalibrasi alat dilakukan.
  • Tanggal Terbit Sertifikat (Date of Issue): Tanggal sertifikat ini diterbitkan.
  • Kondisi Lingkungan (Environmental Conditions): Mencantumkan suhu dan kelembapan saat kalibrasi. Ini krusial karena beberapa alat sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan.
  • Metode Kalibrasi (Calibration Method): Merujuk pada standar atau prosedur yang digunakan.
  • Peralatan Standar (Reference Standards): Mencantumkan alat standar yang digunakan sebagai acuan. Setiap standar ini harus memiliki sertifikat kalibrasi yang valid dengan ketertelusuran ke standar nasional atau internasional.

Bagian 3: Hasil Kalibrasi

Ini adalah bagian paling penting, yang menunjukkan performa alat.

  • Tabel Hasil Pengukuran (Measurement Results): Biasanya dalam bentuk tabel yang memuat beberapa kolom:
    • Nilai Nominal / Nilai Standar (Nominal Value / Standard Value): Nilai acuan yang seharusnya ditunjukkan oleh alat.
    • Nilai Penunjukan Alat (Indicated Value): Nilai yang sebenarnya terbaca pada alat Anda.
    • Koreksi (Correction): Selisih antara nilai standar dan penunjukkan alat. Rumusnya: Koreksi = Nilai Standar – Nilai Penunjukkan
    • Ketidakpastian Pengukuran (Measurement Uncertainty): Ini adalah rentang nilai yang mungkin dari hasil pengukuran, yang mencerminkan kualitas kalibrasi itu sendiri. Semakin kecil nilainya, semakin baik.

Bagian 4: Kesimpulan dan Otorisasi

  • Kesimpulan: Ringkasan singkat tentang hasil kalibrasi.
    • Pastikan lembaga kalibrasi terakreditasi resmi.
    • Cocokkan identitas alat dengan milik Anda.
    • Lihat hasil kalibrasi (error & uncertainty).
    • Bandingkan dengan toleransi pemakaian di industri → untuk tahu apakah alat masih layak digunakan.
    • Simpan sertifikat sebagai dokumen legal & bukti ketertelusuran.
  • Otorisasi: Tanda tangan dan nama teknisi yang melakukan kalibrasi dan manajer teknis yang menyetujui sertifikat. Ini menandakan tanggung jawab dan validitas sertifikat.

 

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.

Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions

Proses kalibrasi adalah serangkaian langkah yang terstruktur dan terdokumentasi untuk memastikan alat ukur berfungsi dengan akurat dan sesuai standar. Berikut adalah penjelasan detail mengenai langkah-langkah kalibrasi, mulai dari penerimaan alat hingga penerbitan sertifikat.

1. Penerimaan Alat dan Verifikasi Awal

Tahap ini adalah titik awal kalibrasi di laboratorium. Prosesnya memastikan bahwa alat siap untuk dikalibrasi dan semua informasi yang diperlukan sudah lengkap.

  • Penerimaan dan Pendaftaran: Alat ukur yang akan dikalibrasi diterima dari pelanggan. Setiap alat dicatat dalam sistem dengan informasi lengkap seperti nama alat, tipe, nomor seri, identitas pelanggan, dan tanggal penerimaan.
  • Verifikasi Fisik: Teknisi melakukan pemeriksaan visual awal untuk memastikan kondisi fisik alat. Ini termasuk memeriksa adanya kerusakan, kelengkapan aksesoris, dan kondisi lingkungan yang sesuai. Jika ada kerusakan, pelanggan akan dihubungi untuk konfirmasi perbaikan atau pembatalan kalibrasi.
  • Penjelasan Prosedur: Tim kalibrasi menjelaskan prosedur kalibrasi kepada pelanggan, termasuk estimasi waktu pengerjaan dan biaya.
  • Penetapan Metode: Sesuai dengan standar, teknisi memilih metode kalibrasi yang paling sesuai untuk jenis alat dan spesifikasi yang diminta pelanggan. Metode ini harus mengacu pada standar internasional atau nasional yang berlaku, seperti ISO, ASTM, atau SNI.

 2. Persiapan Kalibrasi

Setelah alat diverifikasi, tahap ini fokus pada penyiapan lingkungan dan personel yang akan melakukan kalibrasi.

  • Kondisi Lingkungan: Alat ukur ditempatkan di ruang kalibrasi yang telah dikondisikan sesuai standar yang ditentukan, biasanya dengan suhu dan kelembapan yang terkontrol. Alat dibiarkan beradaptasi (soaking) dengan lingkungan tersebut selama waktu yang cukup.
  • Persiapan Standar Kalibrasi: Standar acuan yang akan digunakan juga disiapkan. Standar ini harus memiliki akurasi yang lebih tinggi dari alat yang dikalibrasi dan memiliki sertifikat kalibrasi yang valid.
  • Penyiapan Prosedur: Teknisi memastikan semua prosedur dan formulir data kalibrasi sudah siap. Alat dan standar acuan dipasang dan dihubungkan sesuai instruksi.

3. Proses Kalibrasi (Pengukuran)

Ini adalah inti dari proses, di mana pengukuran sebenarnya dilakukan.

  • Pengamatan Awal : Pengukuran pertama dilakukan untuk mengetahui kondisi alat ukur sebelum penyesuaian apa pun. Hasil pengukuran ini dicatat sebagai kondisi “sebelum kalibrasi”.
  • Penyesuaian (Jika Diperlukan): Jika hasil pengamatan awal menunjukkan penyimpangan yang signifikan, teknisi melakukan penyesuaian pada alat (adjustment) untuk mengembalikan akurasinya sesuai standar. Proses penyesuaian ini harus dilakukan dengan hati-hati dan didokumentasikan.
  • Pengamatan Akhir : Setelah penyesuaian, pengukuran dilakukan kembali. Hasil ini disebut kondisi “setelah kalibrasi” dan menjadi dasar untuk menentukan akurasi akhir alat.
  • Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran: Teknisi melakukan perhitungan yang ketat untuk menentukan ketidakpastian pengukuran. Ini adalah rentang nilai yang mungkin dari hasil pengukuran, dan merupakan bagian penting dari sertifikat kalibrasi.

4. Analisis Data dan Penerbitan Sertifikat

Setelah semua pengukuran selesai, tahap ini fokus pada analisis hasil dan dokumentasi resmi.

  • Analisis Data: Semua data yang terkumpul dari pengamatan awal dan akhir dianalisis. Teknisi membuat laporan tentang seberapa jauh alat menyimpang dari standar, baik sebelum maupun setelah kalibrasi.
  • Penulisan Sertifikat: Data yang telah dianalisis kemudian dimasukkan ke dalam sertifikat kalibrasi. Sertifikat ini adalah dokumen resmi yang harus memuat informasi lengkap, antara lain:
    • Judul
    • Nama dan Alamat laboratorium
    • Nama dan Alamat pelanggan
    • Lokasi kegiatan
    • Identifikasi unik dari laporan misalnya nomor sertifikat dan nomor halaman dari halaman keseluruhan laporan
    • Identitas alat yang dikalibrasi (nama, tipe, nomor seri)
    • Data hasil kalibrasi dengan satuannya
    • Identitas metode yang digunakan
    • Tanggal penerimaan barang yang dikalibrasi
    • Tanggal pelaksanaan kegiatan laboratorium
    • Tanggal penerbitan laporan
    • Kondisi lingkungan saat kalibrasi
    • Hasil estimasi ketidakpastian pengukuran yang diperluas
    • Bukti ketertelusuran pengukuran
    • Identitas personel yang mengesahkan laporan
    • Identitas yang jelas jika hasil berasal dari penyedia eksternal
  • Verifikasi dan Persetujuan: Sertifikat kalibrasi ditinjau oleh manajer teknis atau personel yang berwenang untuk memastikan semua data akurat dan sesuai dengan standar. Setelah disetujui, sertifikat ditandatangani.

5. Penyerahan dan Arsip

Tahap terakhir ini memastikan sertifikat sampai ke pelanggan dan semua data tersimpan dengan aman.

  • Pemberian Label: Alat yang telah dikalibrasi diberi label stiker kalibrasi yang menunjukkan status kalibrasi.
  • Pengemasan dan Penyerahan: Alat dikemas dengan hati-hati dan diserahkan kembali kepada pelanggan bersama dengan sertifikat kalibrasi.
  • Penyimpanan Arsip: Salinan digital dan/atau fisik dari sertifikat kalibrasi dan data pendukungnya diarsipkan oleh laboratorium sesuai dengan periode retensi yang telah ditetapkan, sesuai dengan persyaratan standar ISO 17025.

Dengan mengikuti langkah-langkah yang detail dan sistematis ini, laboratorium kalibrasi dapat menjamin bahwa setiap alat yang dikalibrasi memiliki akurasi dan keandalan yang terjamin, memberikan keyakinan bagi pengguna alat.

 

Silahkan menghubungi kami untuk segala kebutuhan laboratorium anda.
Delima Scientific (https://linktr.ee/delimascientific)
Your Trusted Partner For Laboratory Solutions