Kalibrasi pH meter dilakukan secara rutin, setiap kali akan menggunakan. Agar alat senantiasa terkalibrasi, perlu dilakukan perawatan terhadap alat tersebut secara rutin.

Tips Pemeliharaan :
1. Mengganti baterai dilakukan jika pada layar muncul tulisan low battery
2. Pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal 1 minggu sekali.
3. Ketika tidak dipakai, elektroda utama bagian gelembung gelasnya harus selelu berada pada keadaan lembab.
4. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor     suhu pada alat cepat rusak.
5. Setelah digunakan, pastikan elektroda bersih dari sampel yang telah diuji.
6. Pastikan alat pH meter dalam kondisi bersih dan kering setelah digunakan

Troubleshooting yang sering ditemukan pada pH meter dan solusi :

Sumber :
https://almeganews.wordpress.com

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat akurasi dari hasil penimbangan pada penggunaan timbangan. Beberapa diantaranya adalah :

1. Perubahan Suhu
Jika sampel yang ditimbang tidak berada pada suhu yang sama dengan suhu ruang dan suhu timbangan, maka akan terbentuk aliran udara pada permukaan sampel. Aliran udara tersebut akan menyebabkan terjadinya gesekan antara permukaan sampel dengan udara sekitar, sehingga sampel yang ditimbang akan menjadi lebih berat atau lebih ringan dari berat sebenarnya. Terjadinya hal ini dapat mengurangi repetabilitas dan akurasi dari sistem penimbangan.
Untuk menghindari terjadinya hal ini, disarankan untuk menimbang sampel yang memiliki suhu yang sama dengan timbangan dan suhu ruangan. Jika temperatur sampel berbeda dengan sampel ruangan, maka disarankan untuk membiarkan sampel menyesuaikan dengan suhu sekitarnya sebelum sampel ditimbang, agar hasil penimbangannya akurat.

2. Perubahan Tekanan dan Aliran Udara
Aliran udara disekitar timbangan pada saat menimbang suatu sampel dihasilkan oleh perbedaan tekanan dan gesekan udara yang dapat diakibatkan oleh penggunaan pendingin ruangan (AC) atau frekuensi dibuka dan ditutupnya pintu ruangan menimbang, yang menyebabkan terjadinya fluktuasi tekanan udara.
Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya akurasi dari sistem penimbangan, dan akan mempengaruhi hasil penimbangan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh udara pada hasil menimbang adalah dengan membelokkan aliran udara dari pendingin ruangan (AC) sehingga tidak mengarah langsung pada timbangan dan area disekitarnya. Timbangan dengan kaca pelindung juga dapat digunakan, agar aliran udara tidak mempengaruhi proses penimbangan. Jika memungkinkan, gunakanlah wadah yang kecil untuk menimbang sampel untuk mengurangi gesekan udara.

3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat mengganggu kesetaraan suhu pada timbangan dan dapat menyebabkan kesalahan pembacaan. Umumnya, radiasi panas ini disebabkan oleh sinar matahari langsung yang masuk ke ruangan menimbang. Sumber panas lainnya, seperti lampu dan radiator, bahkan suhu pengguna timbangan, dapat menyebabkan radiasi panas pada timbangan.
Oleh karena itu, disarankan untuk meletakkan timbangan di tempat terlindungi dari radiasi cahaya panas langsung (matahari, lampu, dan sebagainya) untuk memperkecil pengaruh radiasi panas pada timbangan. Pada saat mengoperasikan timbangan, pengguna juga disarankan untuk menggunakan jas laboratorium untuk mengurangi radiasi terhadap timbangan yang dapat mempengaruhi hasil akhir menimbang.

4. Getaran
Getaran, baik yang bersifat translasi maupun rotasi, yang terjadi disekitar timbangan dapat menyebabkan deviasi pada hasil penimbangan. Umumnya, semakin kecil daya baca suatu timbangan, maka semakin mudah terpengaruh oleh getaran, dan hasilnya adalah berkurangnya akurasi timbangan, bahkan dapat menyebabkan kesalahan penimbangan, yang akan berpengaruh langsung pada kualitas produk yang dihasilkan. Untuk menghindari getaran pada saat menimbang, dianjurkan untuk meletakkan timbangan di ruangan tenang, dan jika memungkinkan, diletakkan di atas meja timbang yang sudah didesain spesifik untuk mengurangi getaran.

5. Medan Magnet
Gaya magnet dapat terjadi diantara dua obyek jika salah satu dari kedua obyek tersebut bermuatan magnet dan obyek lainnya dapat ditembus oleh gaya magnet tersebut atau jika kedua obyek bermuatan magnet. Medan magnet juga dapat dihasilkan oleh penggunaan pengaduk magnet (magnet stirrer) pada saat menimbang. Timbulnya medan magnet disekitar timbangan atau pada saat menimbang dapat dihindari dengan tidak menggunakan wadah menimbang yang dapat tertarik oleh medan magnet. Pencegah medan magnet dapat diletakkan diantara permukaan menimbang dan sampel yang akan ditimbang untuk mengurangi pengaruh medan magnet.

6. Gaya Gravitasi
Hasil penimbangan akan berbeda apabila dilakukan pada titik ketinggian yang berbeda, karena pada proses penimbangan suatu sampel, timbangan akan mengukur gaya antara gravitasi bumi dengan berat sampel yang ditimbang. Gaya berat ini tergantung pada ketinggian dari lokasi menimbang dan jarak antara timbangan dengan pusat bumi. Semakin jauh jarak antara lokasi menimbang dengan pusat bumi, maka semakin kecil pengaruh gaya gravitasi yang mempengaruhi proses penimbangan sampel. Semakin dekat lokasi menimbang dengan garis khatulistiwa, maka semakin besar gaya akselerasi sentrifugal akibat rotasi bumi.
Adanya akselesari sentrifugal tersebut akan berlawanan dengan gaya gravitasi bumi, sehingga akan memperkecil pengaruh gaya gravitasi terhadap proses penimbangan. Untuk mengurangi pengaruh gravitasi bumi terhadap hasil penimbangan, maka perlu dilakukan kalibrasi terhadap timbangan sebelum digunakan dan timbangan yang telah dipindah tempat.

Sumber :
https://almeganews.wordpress.com

Centrifuge sebagai instrumen yang sering dijumpai di laboratorium tentunya memerlukan perawatan yang baik agar dapat bekerja dengan optimal. Namun seiring dengan berjalannya waktu beberapa parameter seperti rpm dan timer akan mengalami deteriorasi sehingga menimbulkan simpangan-simpangan dalam prakteknya.

Berikut tips sebelum mengkalibrasi centrifuge :

Sebelum mengkalibrasi centrifuge anda, pastikan terlebih dahulu anda telah merawat centrifuge dengan baik :
1. Penempatan tabung dalam centrifuge harus memperhatikan faktor keseimbangan. Penempatan tabung yang tidak
seimbang dalam rotor dapat mengganggu pembentukan sedimen pada sampel hingga menyebabkan kerusakan pada poros
rotor.
2. kebersihan chamber centrifuge juga perlu dijaga dari tumpahan dan sisa sampel, kotoran yang tersisa setelah
proses sentrifugasi dapat dibersihkan dengan kain microfiber

Cara membersihkan Centrifuge :

1. Buka penutup centrifuge dan buka Rotor secara perlahan dan hati-hati, kemudian bersihkan bagian luar dan
dalam centrifuge dengan menggunakan pembersih khusus (Cleaning Solution / Neutral Detergent).

2. Pastikan semua sudut dan bagian tersempit terjangkau oleh anda, untuk menghilangkan kotoran yang menumpuk
pada satu titik tertentu yang cukup sulit dijangkau, bersihkan juga rotor yang sudah dilepas

3. Dalam kondisi tertentu seperti penumpukan garam (kristal) atau ada bercak sampel yang sulit hilang, jangan
ragu untuk membersihkannya dengan sabun dan sikat lembut.

4. Penumpukan garam atau kristal pada rotor atau pada permukaan logam di centrifuge dapat menyebabkan karat dan
tentunya mengurangi masa pakai komponen tersebut. Setelah dicuci, kemudian bilas dengan aquades, setelah itu
dikeringkan. Kalau centrifuge yang anda gunakan rutin dipakai untuk bahan bahan yang infeksius, maka perlu
diberikan desinfektan, tepatnya setelah dikeringkan, kemudian seluruh bagian centrifuge diseka dengan
menggunakan Alkohol 70%. Caranya dengan menyiapkan kain lembut yang kering, setelah itu tuang sedikit alkohol
70% sampai kain agak lembab, dan usapkan ke seluruh permukaan centrifuge, rotor, dll.

5. Tahap terakhir yaitu lubrikasi, kita perlu menambahkan kembali cairan atau gel pelumas pada tempat tempat
yang rentan bergesekan.

6. Setelah semua sudah terlumaskan dengan baik,pasang kembali komponen-komponen tersebut ke tempatnya,
pastikan semua baut atau pengunci sudah terpasang dengan benar dan kencang.

Sumber :
https://almeganews.wordpress.com

Question : Bagaimana cara menggunakan pH meter yang benar ?
Answer : Lakukan verifikasi sebelum alat digunakan dengan buffer pH

Question : Bagaimana cara memposisikan / menyimpan probe pH meter yang benar ?
Answer : Probe pH meter harus terendam, harus dalam keadaan basah (gunakan KCL dengan
konsentrasi 3M) Jika probe pH kering dikhawatirkan akan berpengaruh pada pembacaan pH bahkan
membuat probe pH tidak berfungsi atau rusak

Question : Apakah menyimpan probe pH dengan air reverse osmosis atau aquades diperbolehkan ?
Answer : air reverse osmosis atau aquades hanya boleh digunakan untuk membilas saja tidak
untuk penyimpanan probe pH

Question : Pada saat pengujian sampel menggunakan pH meter saya pernah mengalami
pembacaan pH sangat jauh padahal bagian probe pH sudah tercelup. Mengapa demikian ?
Answer : Dalam pengujian pengukuran, memang selama probe pH menyentuh atau tercelup
maka nilai akan ditampilkan dilayar pH meter. Padahal, probe pH harus dicelupkan baik pH sensing
portion dan reference junctionnya agar pengukuran pH tepat dan akurat. Untuk bagian pH sensing
portion dan reference junction dapat dilihat disetiap manual book pH meter

Sumber : https://www.sigmaaldrich.com
Sumber : http://www.consort.be

Question : Berapa banyak klasifikasi kelas anak timbang yang ada ?

Answer : Secara umum klasifikasi menurut OIML R111-1 ada 3, yaitu :
1. Kelas M (Medium). Terdiri dari kelas M1, M2, dan M3
2. Kelas F (Fine) kelas ini lebih tinggi dari kelas M. Terdiri dari kelas F1, dan F2
3. Kelas E (Extra-Fine) kelas ini lebih tinggi dari kelas F. Terdiri dari kelas E1 dan E2

Question : Bagaimana cara pemakaian pemilihan dari kelas anak timbang tersebut ?

Answer : Sesuai dengan persyaratan rekomendasi OMIL R 111-1 edition 2004 yang relevan
yaitu :
1. Kelas E1 anak timbang untuk memastikan ketertelusuran antara standar massa nasional dengan nilai yang diturunkan yaitu bobot kelas E2 yang lebih rendah.
2. Kelas E2 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas F1
3. Kelas F1 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas F2
4. Kelas F2 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi kelas M1 dan mungkin kelas M2
5. Kelas M1 anak timbangan yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas M2
6. Kelas M2 anak timbangan yang dimaksud untuk digunakan dalam verifikasi atau kalibrasi anak timbangan kelas M3 dan untuk digunakan secara umum
7. Kelas M3 anak timbang yang dimaksud untuk digunakan dengan instrumen penimbangan dengan akurasi sedang kelas III dan biasa

Question : Bagaimana cara menangani, membersihkan, dan menyimpan anak timbangan yang baik ?

Answer : Anak timbangan harus dibersihkan sebelum pengukuran, pembersihan dapat dicuci dengan alkohol bersih atau air suling. Setelah dibersihkan anak timbangan harus distabilkan sesuai waktu yang diberikan dalam tabel OMIL R 111-1 edition 2004

Question : Jika ingin mengkalibrasi timbangan apakah anak timbang harus dikondisikan
terlebih dahulu ?

Answer : Sebelum melakukan uji kalibrasi, anak timbangan harus disesuaikan dengan
kondisi ruangan laboratorium. Secara khusus, anak timbangan kelas E1, E2 dan F1 harus mendekati suhu di area penimbangan.

Question : Bagaimana cara menentukan standar kelas anak timbang untuk
mengkalibrasi timbang ?

Answer : Untuk menentukannya simak ilustrasi di bawah ini
Semisal timbangan kapasitas 100 gram
Resolusi timbangan 1mg
e = interval skala verifikasi
e rumus = 10 x resolusi yaitu 10
MPE = 1/3 x e
MPE = 3,3333 mg

Jadi kesimpulan dari tabel OMIL R 111-1 edition 2004 minimal kelas anak timbang yang baik digunakan untuk mengkalibrasi timbangan kapasitas 100 gram dengan resolusi 1mg adalah kelas F2. Dimana nilai MPE pada anak timbangan 100 gram adalah 1,6 mg pada tabel OMIL R 111-1 edition 2004. Nilai tersebut masih di bawah MPE 3,3333 mg. Tabel OMIL R 111-1 edition 2004

Terimakasih, semoga bermanfaat.

Sumber :
https://www.oiml.org/en/files/pdf_r/r111-1-e04.pdf

Question :
Apakah yg dimaksud dengan Rheology & apa bedanya dengan Viscosity ?

Answer :
Rheology merupakan ilmu tentang pemahaman/ mempelajari mengenai bagaimana sifat suatu material saat mengalami perubahan bentuk.
dan jika terjadi pada sediaan sample berbentuk liquids/fluids atau semi solids maka disebut ‘sifat aliran’ (flow behavior).
Sedangkan Viscosity merupakan salah satu parameter dari pengamatan Rheology yang mengukur nilai hambatan (resistance) dari material (cairan) saat berubah bentuk (mengalir).

Question :
Dalam viscosity saat material mengalir atau berubah bentuk faktor apa yang mempengaruhi dan harus diperhatikan ?

Answer :
Komposisi (Internal Structure) dari produk/sample tsb
Pengaruh dari luar (External Forces)
Pengaruh lingkungan (Environment Effect), spt pengaruh suhu

Question : Pada kalibrasi Volumetrik tipe IN misal Labu Takar, tiap penambahan cairan pada tiap titik ukur apakah pada neraca di NOL kan?

Answer : Ketika kita ingin mengkalibrasi volumetric glassware ataupun POVA dengan metode gravimetric, maka akan dilakukan paling tidak 2 kali penimbangan. Pertama adalah penimbangan wadah kosong, yang kedua adalah penimbangan wadah yang sudah diisi air suling.

Kemudian, selisih penimbangan kedua dan penimbangan pertama menjadi massa air suling yang untuk selanjutnya akan dihitung volumenya berapa.

Ada suatu peluang yg memudahkan operator dalam kalibrasi peralatan volumetric tersebut. Dengan cara, pada penimbangan wadah kosong lalu timbangan diTARE sehingga tampilannya menjadi nol. Kemudian, ketika wadah kosong sudah ada air sulingnya, lalu ditimbang akan muncul massa air suling yang inginkan.

Apa resikonya dibalik peluang tersebut?
1. Petugas akan kesulitan melakukan koreksi terhadap pembacaan timbangan, karena proses TARE tadi mengakibatkan titik nol timbangan bergeser, padahal tetap ada efek ketidaklinearan timbangan, sehingga hasil koreksi dari sertifikat kalibrasi tidak dapat diterapkan. Maka, dalam estimasi ketidakpastiannya harus menambahkan nilai koreksinya ke dalam unsur ketidakpastian, gampangnya, pake LOP, bukan sekedar ketidakpastian koreksinya saja. Dalam kasus tertentu, hal tersebut mengakibatkan nilai ketidakpastian hasil kalibrasi peralatan volumetric lebih besar dari batas toleransi peralatan volumetric tersebut. Maka, dari sini perlu dipertimbangkan utk mengambil peluang tsb.
2. Akan terjadi kerusakan timbangan akibat overload dikarenakan user tidak “care”. Ketika diTARE, sebenarnya sudah mengurangi kapasitas timbangan. Kapasitas timbangan yang tertera adalah batas maksimal adanya beban di atas pan timbangan. Jadi, ketika dilakukan TARE, maka kapasitas timbangan menjadi: kapasitas timbangan dlm spesifikasi dikurangi massa sebelum dilakukan TARE.

 

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)

Question:

Misalkan hasil kalibrasi dari suatu alat pengukur kelembaban relative pada nilai measured value 60%RH menghasilkan nilai koreksi sebesar -1.8%RH dan ketidakpastian pengukuran (U95) sebesar +1.2%RH.

Dengan demikian  untuk menentukan “true value” dari measurand, apakah betul formulanya:

measured value + koreksi + U95

karena beberapa praktek yang di temui mengenai penentuan true value dari measurand, menggunakan formulasi measured value + koreksi (tanpa memperhitungkan nilai U95).

Answer :

True value merupakan bilangan yang tidak diketahui kuantitasnya. Adapun measured value (x) + koreksi (c) merupakan estimasi true value terbaik, namun bukan yang sebenarnya. Nilai true value diperkirakan merupakan salah satu nilai yang kemungkinan tersebar diantara (x + c + U95) ≤ true value ≤ (x + c – U95).

Question :

Apakah ada kemungkinan true value tidak terletak pada (x + c + U95) ≤ true value ≤ (x + c – U95) ?

Answer :

Ada. Dalam tingkat kepercayaan 5% true value mungkin berada diluar batas tersebut.

 

 

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)

Question : Saya ingin bertanya mengenai kalibrasi autoclave, saya pernah mendengar bahwa untuk saat  ini, kalibrasi autoclave sudah tidak diperkenankan menggunakan Thermocouple, apakah info tersebut benar atau tidak ya?

 

Answer : Tidak sepenuhnya benar. Jika otoklaf mempunyai lubang untuk pemasangan termokopel 3 utas, mungkin saja dikalibrasi menggunakan termokopel. Asalkan lubang tersebut bisa dikedapkan pada saat pengukuran suhu, karena tekanan memegang kunci keberhasilan pengukuran suhu di 121•C.

Namun menjadi masalah bila pemasangan termokopel melalui tutup atau pintu otoklaf, karena tekanan sulit dipertahankan di 14 psi akibat tidak kedap sempurna.

Jadi masalahnya terletak pada kekedapan. Itulah sebabnya, lebih bagus menggunakan thermo-pressure logger.

 

Sumber : Forum diskusi kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)

Question (1):
Bagaimana menentukan nilai akurasi pressure gauge, jika tidak ada informasi dari pressure gauge tersebut?

Answer (1):
Kembali ke BS EN837-1998. Kelas alat bisa ditentukan melalui Tabel 14. Tapi kurangnya info seperti pertanyaan, silahkan lihat halaman 18 Annex A.

Secara sederhana bisa dibagi dalam banyak skala sebagai berikut:
Jika banyaknya garis skala sampai 50 buah tentukan 4 titik ukur (kelas 4).
antara 50 – 80 buah garis skala min 5 titik ukur (kelas 1 – 2.5).
diatas 80 buah garis skala min 10 titik ukur (dibawah kelas 1)

Question (2):
Lalu bagaimana cara menententukan jumlah titik ukur untuk kelas akurasi pressure gauge tersebut ?

Answer (2):
Terkait pertanyaan mengenai jumlah titik ukur dalam kalibrasi pressure gauge, sebetulnya tidak ada keharusan mengacu BS EN837-1:1998 (hanya tipe bourdon). Boleh saja mengacu DKD-R 6-1, yang jumlah titik ukurnya dikaitkan dengan % ketidakpastian alat (bisa dicari pada manual, katalog, atau info google). Lihat tabel 1 dalam acuan tersebut. Dokumennya boleh didownload gratis.

Mungkin itu sementara sharing dari saya. Terima kasih.

Sumber          : Forum Diskusi Kalibrasi (forumkalibrasi@yahoogroups.com)
Narasumber : Bpk. Endang Sumirat